Potolotepo, Surabaya | Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf punya banyak julukan untuk bintara pembina desa atau Babinsa. Di satu waktu ia menyebut mereka sebagai ‘pasukan siluman’. Lantaran muncul di mana dan kapan saja. Di waktu lain, ia menyebut mereka sebagai ‘ujung tombak TNI Angkatan Darat’. Sebab mereka selalu menjadi terdepan berhubungan langsung dengan masyarakat.
Selama tiga bulan terakhir Babinsa di wilayah Kodam V/Brawijaya menjadi pusat perhatian. Tidak kurang 330 personel Babinsa dari 33 Kodim sudah unjuk prestasi. ‘Pasukan siluman’ itu menunjukkan aksi nyata yang sudah mereka lakukan di ajang Brawijaya Awards 2023. Soal aksi sosial, ketahanan pangan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, kepedulian terhadap pendidikan, pemberdayaan pemuda, olahraga, toleransi antar umat beragama, peduli lingkungan, dan pelestarian budaya yang sudah mereka lakukan ditunjukkan di depan juri.
“Di awalnya mereka memaparkan program-program pengabdiannya depan Juri selama satu jam. Kemudian terpilih 50 Babinsa dengan program terbaik lalu melaju ke babak berikutnya. Di situ, juri menilai secara langsung pelaksanaan program di wilayah kerja masing-masing. Setelahnya terpilih dua babinsa terbaik untuk masing-masing kategori,” papar Mayjen TNI Farid Makruf, MA.
Diinisiasi Kodam V/Brawijaya dan tim Harian Disway jadilah ajang ini kian bergengsi. Tak cuma sekadar kompetisi namun jadi ajang yang menginspirasi.
Awalnya, Dahlan Iskan, Mantan Menteri BUMN dan pendiri Harian Disway melihat betapa Mayjen TNI Farid Makruf begitu bangga pada kiprah Babinsa. Ia sejalan dan sepemikiran.
Dahlan mencatat, sejak awal bertugas, jenderal bintang dua asal Tanah Merah, Bangkalan ini sudah mewanti-wanti, media resmi Kodam V/Brawijaya tak mesti selalu memajang berita dan fotonya. Ia mau kiprah babinsa dikabarkan kepada khalayak ramai. Sebab mereka sejatinya ujung tombak TNI Angkatan Darat. Saban waktu mereka selalu berhadapan langsung dengan masyarakat. Mereka hadir dari kelahiran hingga kematian. Ada pula di ramainya pesta dan hingga nestapanya bencana.
Dahlan Iskan dan Farid Makruf tentu tak berlebihan memuji Babinsa. Simak saja kegigihan Serda Joko Mulyono yang gemas melihat banyaknya limbah pohon pisang di Desa Piyak, Bojonegoro. Babinsa ini pun berinisiatif mengubahnya jadi kerajinan tangan. Ia membeli gedebog dari warga setempat dengan harga pantas. Lalu diolah menjadi tali dan tempat tisu. Harganya pun lumayan. Bila tali dihargai Rp3.700 per kilogram, tempat tisu dijual Rp30 ribu per buah. Warga setempat pun punya usaha produktif. Di satu sisi mengurangi limbah, di sisi lain membawa manfaat ekonomi.
Di Desa Sodo, Kecamatan Pakel, Tulungagung ada Sertu Asfahani. Babinsa ini mengolah kulit sapi menjadi kerupuk. Usahanya dirintis sejak 2012. Sebanyak 25 orang warga setempat dipekerjakannya untuk mengembangkan industri rumah tangga ini.
Dan di ajang Brawijaya Awards 2023 kiprah mereka itu diganjar penghargaan.Kini kisah kiprah dan peran dari 50 orang dari 330 Babinsa yang terlibat dalam program ini bisa dibaca meluas dan menjadi inspirasi.
“Ini adalah dokumentasi penting atas kiprah dan peran Babinsa di jajaran Kodam V/Brawijaya. Kisah-kisah mereka akan menjadi bahan ajar serta sumber inspirasi bagi pelaksanaan pengabdian para babinsa selanjutnya. Semoga ini akan menjadi program di jajaran TNI Angkatan Darat secara nasional,” ungkap Danrem 132/Tadulako 2020-2021 ini.
Kepada para Babinsa yang meraih penghargaan, ia berharap tak lupa bersyukur untuk pencapaiannya sembari terus berikhtiar mengabdi melampaui penugasannya sehingga menginspirasi orang banyak. (**)